Rabu, 14 Maret 2012

Beberapa pertanyaan Penciptaan manusia, kelompok Evolusionis dan kelompok mateerialis



Dia Pencipta langit dan bumi... (Surat Al-An‘am: 101)

Kini, para ahli telah mencapai mufakat bahwa alam semesta terjadi dari tiada secara tiba-tiba melalui sebuah ledakan besar yang disebut Big Bang. Bukti kuat yang menyebabkan diterimanya Teori Big Bang ini adalah sebagai berikut:
Pengembangan alam semesta: Pada tahun 1929, Edwin Huble menemukan bahwa semua benda langit bergerak saling menjauh satu sama lain. Ini menjadi bukti yang meyakinkan bahwa alam semesta terjadi melalui ledakan sebuah titik (Big Bang).
Radiasi Latar Kosmik: Karena alam semesta ini muncul melalui sebuah ledakan, maka harus ada radiasi yang tersisa akibat ledakan tersebut. Tentunya, radiasi ini harus tersebar merata di seluruh alam semesta. Maka bukan hal yang mengejutkan jika kemudian radiasi ini ditemukan pada tahun 1965. Pada periode selanjutnya, keberadaan radiasi ini ditegaskan secara meyakinkan melalui bantuan satelit.
Perbandingan jumlah hidrogen dan helium di alam semesta: Bukti penting lainnya bagi Teori Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di luar angkasa. Dari hasil perhitungan terakhir diketahui bahwa konsentrasi hidrogen dan helium ini sesuai dengan perhitungan teoritis sebagai sisa yang tertinggal akibat Big Bang. Jika alam semesta ini tidak memiliki permulaan dan akan terus kekal, maka unsur hidrogennya mesti telah habis dan telah berubah seluruhnya menjadi helium.
Teori Big Bang, yang menyiratkan bahwa alam semesta terjadi dari tiada (diciptakan), akhirnya meruntuhkan pernyataan filosofi materialis yang berpendapat bahwa alam semesta ada sejak mula sekali dan bersifat kekal.


Dengan pendapat bahwa segala sesuatu hanya terdiri dari materi yang dapat dilihat mata dan disentuh tangan, kaum materialis tak pernah mampu menjelaskan keberadaan ruh manusia dan kesadaran. Seperti kita tahu, atom merupakan elemen penyusun dari setiap mahluk, termasuk tubuh manusia. Ini berarti bahwa seluruh mahluk, hidup ataupun mati, terbentuk dari kombinasi atom-atom dalam beragam bentuk (senyawa).
Kenyataan di atas sangat menyulitkan kaum materialis. Manusia adalah mahluk sadar yang memiliki kehendak, kemampuan berpikir, bicara, memahami dan mengambil keputusan. Mustahil mahluk seperti manusia terjadi karena bersatunya atom-atom secara acak, mendadak dan kebetulan, seperti pendapat kaum materialis. Hal demikian itu mustahil karena atom-atom tidak mampu berpikir, menimbang dan mengambil keputusan lalu menyatu untuk tiba-tiba menjadi ruh manusia.
Karenanya, kaum materialis tidak memiliki penjelasan bagi adanya ruh manusia.


Teori evolusi berpendapat bahwa kehidupan terbentuk secara kebetulan. Menurut teori ini, atom mati taksadar menyatu membentuk sel, lalu membentuk mahluk-mahluk hidup, termasuk manusia. Untuk menunjukkan dan membuktikan kegagalan pernyataan kaum evolusionis ini, mari kita rumuskan sebuah “eksperimen” berikut yang kita namai “Formula Darwinian”:
Biarkan kaum evolusionis memasukkan segala bahan penyusun mahluk hidup dengan komposisi yang tepat ke dalam sebuah drum. Biarkan mereka menambahkan bahan lain apapun yang kira-kira diperlukan. Jika mau, tambahkan pula asam-amino dan protein-protein apapun sebanyak yang diperlukan; meskipun dalam kondisi normal kemungkinan adanya bahan tersebut hanya satu banding 10 pangkat 950. Berikan panas dan air sesuai kebutuhan dan aduk dengan alat yang paling mutakhir.
Jika kaum evolusionis melakukan hal di atas dengan berbagai modifikasi yang menurut mereka perlu, lalu mereka menungguinya bermilyar-milyar atau bahkan triliunan tahun, mereka tidak akan berhasil membuat manusia. Mereka tidak akan mampu membuat harimau, singa, semut, bunga mawar, bunga lili, burung merak, burung pelatuk, ikan paus, kangguru, kuda, pisang, jeruk, anggur dan jutaan mahluk hidup lainnya seperti itu. Bahkan sebuah sel tunggal pun tidak akan mampu mereka buat.


Tidak. Pernyataan kaum evolusionis bahwa mahluk hidup terbentuk secara kebetulan sedikitpun tidak benar. Di dunia ini tidak pernah ada proses evolusi. Mari kita buktikan ketidakbenaran teori ini.
Kaum evolusionis mempunyai beberapa pendapat berikut:
Bahwa spesies baru terbentuk melalui seleksi alam dan mutasi.
Mekanisme seleksi alam merupakan gagasan yang mengatakan bahwa mahluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan habitatnya akan punah, sedangkan yang mampu menyesuaikan diri akan terus hidup dan membentuk spesies baru. Gagasan seperti ini mustahil terjadi. Mekanisme demikian hanya menyaring spesies yang ada namun tidak akan pernah menghasilkan spesies baru.
Demikian pula halnya dengan mutasi. Proses mutasi hanya menimbulkan kerusakan pada DNA. Efeknya hanya merusak. Mustahil sekali mutasi menyebabkan terbentuknya spesies baru.
Mereka berpendapat bahwa hewan darat berasal dari hewan laut yang pindah ke darat.
Mustahil sekali hewan laut dapat pindah ke darat dan memulai kehidupannya di darat. Mahluk hidup tidak dapat merubah dirinya menjadi mahluk yang sama sekali berbeda, baik dari segi bentuk, berat dan sistem tubuhnya yang hanya cocok untuk hidup di air, dari temperatur tubuhnya, struktur ginjalnya, sistem pernafasannya serta cara hidupnya.
Mereka berpendapat bahwa burung berevolusi dari reptil.
Hal ini mustahil karena:
Sayap burung mustahil terbentuk dan berasal dari perubahan sisik reptil.
Cara kerja paru-paru burung sama sekali berbeda dari cara kerja paru-paru hewan darat.
Tulang burung lebih ringan dibanding tulang hewan darat. Ini merupakan faktor penting bagi kemampuan terbang.
Sistem otot-tulang pada burung sama sekali berbeda dengan sistem otot-tulang hewan darat.
Mereka berpendapat bahwa hewan mamalia berevolusi dari reptil.
Ini pun merupakan pernyataan yang tak berdasar. Tubuh reptil diliputi oleh sisik, berdarah dingin dan berkembang biak dengan bertelur. Sedangkan hewan mamalia berdarah panas, tubuhnya ditutupi oleh bulu dan berkembang biak dengan melahirkan.


Banyak sekali bukti rinci yang dapat kita gali, namun beberapa di antara bukti yang penting adalah sebagai berikut:
Pertama sekali, sains moderen telah membuktikan secara meyakinkan bahwa benda hidup tidak dapat timbul dari benda mati.
Sejauh ini, tidak ditemukan (tergali) satu bentuk fosil-antara pun yang dapat mendukung pendapat kaum evolusionis bahwa mahluk-mahluk hidup berevolusi dari nenek moyangnya. Meski telah jutaan fosil spesies normal ditemukan, tak ada satupun di antaranya merupakan mahluk setengah-reptil setengah-burung, atau mahluk setengah-ikan setengah-reptil, atau mahluk setengah-kera setengah-manusia.
Protein sebagi elemen dasar mahluk hidup tidak dapat berkembang secara kebetulan. Peluang terbentuknya protein dari 500 asam amino secara kebetulan adalah satu dibanding 10 pangkat 950. Pendek kata, peluangnya sama dengan nol.


Tidak, teori evolusi tidak mengajukan penjelasan apapun atas timbulnya kehidupan di bumi ini.
Saat lapisan tanah dan catatan fosil diteliti, nampak bahwa organisme hidup muncul secara tiba-tiba. Lapisan tertua tempat ditemukannya fosil-fosil mahluk hidup adalah lapisan “Kambrium”, yang diperkirakan berusia 520-530 juta tahun.
Fosil-fosil yang ditemukan dalam lapisan Kambrium terdiri dari beragam spesies invertebrata (tak bertulang belakang) yang kompleks. Yang paling menarik, seluruh susunan dengan ragam yang luas ini muncul secara tiba-tiba tanpa nenek moyang pendahulu. Itulah sebabnya dalam literatur geologi, peristiwa ajaib ini disebut sebagai “Ledakan Kambrium”.
Terbanjirinya bumi secara tiba-tiba oleh beragam spesies yang jumlahnya sangat banyak ini, serta tanpa nenek moyang dan tanpa periode evolusi, merupakan pertanyaan yang tak dapat dijawab oleh kaum evolusionis.


Gambar-gambar “manusia kera” yang kita lihat di koran-koran, majalah-majalah, atau film-film, semuanya merupakan lukisan imajinasi buatan kaum evolusionis. Kadang dari sebuah gigi saja, kaum evolusionis dapat merekayasa bentuk tubuh lainnya, meskipun tanpa keberadaan jejak fosilnya. Misalnya membuat struktur hidung dan bibir, bentuk rambut, bentuk alis mata dan lainnya hanya berdasarkan khayalan saja. Kemudian, membuat ilustrasi mahluk setengah-manusia setengah-kera, bahkan lengkap dengan gambaran yang memuat anggota keluarga dan lingkungan sosialnya. Mereka berusaha menyesatkan publik dengan metode ini.
Kaum evolusionis juga tidak ragu membuat fosil-fosil palsu untuk mewakili apa-apa yang tidak mereka temukan. Pemalsuan yang paling termasyur adalah seperti berikut ini:
Manusia Piltdown: Dengan pemalsuan ini, Kaum evolusionis membohongi dunia sains. Mereka memasangkan rahang orang utan yang baru mati kepada tengkorak manusia yang berusia 500 tahun. Gigi-gigi baru ditambahkan agar tengkorak tersebut mirip manusia. Sambungan-sambungannya diratakan dengan mengikirnya, dan seluruh bagiannya dinodai dengan natrium bikromat agar nampak tua.
Manusia Nebraska: Pada tahun 1922, kaum evolusionis menyatakan bahwa fosil gigi geraham yang mereka gali memiliki baik karakteristik manusia maupun kera. Riset ilmiah yang ekstensif dilakukan pada gigi yang disebut manusia Nebraska ini. Berdasarkan sebuah gigi ini saja, digambarlah rekonstruksi kepala dan tubuhnya. Lebih dari itu, manusia Nebraska ini dilukis beserta istri dan anak-anak mereka. Namun pada tahun 1927, bagian lain dari kerangka tubuhnya ditemukan. Dan telah dipastikan bahwa gigi tersebut adalah gigi babi hutan.


Apa yang disebut “manusia primitif” itu tidak pernah ada. Sangat banyak bukti untuk itu. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Fosil yang digali di wilayah Atapuerca, Spanyol, pada tahun 1995 telah meruntuhkan kisah “evolusi manusia”. Fosil tengkorak manusia ini berusia 800.000 tahun, era dimana menurut kaum evolusionis mahluk setengah-kera setengah-manusia berada. Pada kenyataannya, tengkorak ini sama sekali tidak berbeda dengan manusia moderen. Artinya, tidak ada perbedaan antara manusia 800.000 tahun yang lalu dengan manusia sekarang.
Dalam majalah New Scientist terbitan 14 Maret 1998 ada artikel berjudul “Manusia dahulu lebih pintar dari yang kita perkirakan...”. Disebutkan di dalamnya bahwa pada 700 ribu tahun yang lalu, manusia yang dinamai Homo Erektus telah pandai melaut. Manusia ini memiliki pengetahuan dan teknologi yang memadai untuk membuat perahu, serta memiliki budaya menggunakan transportasi laut. Hal demikian tidak dapat disebut sebagai “primitif”.
Fosil jarum yang berusia 26 ribu tahun milik manusia Nenderthal menunjukkan bahwa mereka memiliki pengetahuan mengenai pakaian puluhribuan tahun yang lalu. Ini menyingkapkan bahwa manusia Nenderthal, yang sengaja dilukis kaum evolusionis sebagai mahluk mirip kera, pada kenyataannya tidak berbeda dari manusia moderen.


Tidak dapat. Sistem-sistem kompleks yang terdapat pada mahluk hidup, seperti mata dan telinga, memiliki jumlah komponen yang banyak. Sistem-sistem ini hanya dapat berfungsi jika seluruh komponennya utuh. Contohnya, agar mata dapat melihat, semua komponen yang jumlahnya sekitar 40, harus utuh. Mata tidak akan dapat melihat jika salah satu kompenennya, misalnya retinanya atau kelenjar air matanya tidak ada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh bagian dari sistem harus tercipta secara serentak. Ini, tentunya, membuktikan sekali lagi ketidakbenaran teori evolusi.
Jadi, apa artinya jika suatu struktur kompleks terjadi dalam seketika? Tak diragukan lagi bahwa timbulnya komponen yang banyak dalam waktu yang bersamaan di tempat yang sama hanya bisa terjadi sebagai akibat penciptaan khusus yang disengaja.


Orang-orang yang menganggap sepi akan keberadaan Allah serta enggan mengakui bahwa mereka harus bertanggungjawab kepadaNya, berusaha mencari pembenaran atas posisi mereka. Mereka berusaha mencari berbagai cara agar orang lain setuju terhadap pendapat mereka. Dengan menyatakan bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan, mereka berusaha agar orang lain mengakui ketidakberadaan Sang Pencipta; dan karenanya, manusia tidak perlu bertanggungjawab kepada siapapun.
Sekarang ini, teori evolusi berfungsi sebagai arus utama bagi filosofi-filosofi kaum kafir. Itulah sebabnya, orang-orang yang bersikeras menolak keberadaan Allah terus mempertahankan teori evolusi. Mereka mempertahankan teori ini sebagai wadah ideologis dan filosofis, meskipun tidak memiliki kebenaran ilmiah. Teori yang mereka sendiri kadang tidak peduli benar tidaknya.


Mereka berkata: ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.’
(Surat Al-Baqarah: 32)

1 komentar:

Maika Dewi Pertiwi mengatakan...

Ternyata selaama ini kita terlah dibodohkan oleh teori evolusi
Beginilah ilmu yg hanya setitik di lautan
Hanya bisa menerima dan menganggap benar semua yg diajarkan dan dijelaskan guru disekolah dulu